Hari Ibu dan Etika Terhadapnya

Dalam sejarah agama maupun peradaban manapun, belum pernah diketehui ada yang membicarakan kemuliaan seorang ibu, kecuali dalam Islam. Dalam Islam derajat ibu sangat tinggi dan berbuat baik kepadanya merupakan sumber dari berbagai macam kebaikan. Kedudukannya lebih tinggi dibanding seorang ayah. Ia merasakan susah payahnya mengandung, melahirkan, menyusui dan mendidik anak-anaknya. Demikianlah ketetapan Alquran yang diulang-ulang dalam banyak surat untuk menanamkan dalam benak dan jiwa anak-anaknya.

Salah satu legalitas hadis terkait status kemuliaan ibu adalah sebuah kisah tentang seorang pria datang kepada bagindan nabi dan bertanya kepadanya:“Siapa manusia yang paling berhak mendapatkan perlakuan baikku, wahai rasulullah? Beliau menjawab: “Ibumu”. Ia tanya lagi: “Lalu siapa lagi?” Beliau menjawab: “Ibumu”, Ia tanya lagi: “Lalu siapa lagi?”, nabi menjawab: “Ibumu”, kemudia ia tanya lagi: “Lalu siapa lagi?” nabi baru menjawab: “Ayahmu”.

Hadis  lain yang menceritakan kemuliaan seorang Ibu adalah kisah seorang lelaki yang datang kepada nabi sembari mengatakan: “Wahai rasulallah, saya berkeinginan untuk ikut perang dan sekarang saya datang untuk bergabung dengan Anda”. Nabi menjawab: “Apakah kamu punya ibu?”. Lelaki itu menjawab: “Iya (punya)”. Kemudian nabi berkata: “Tetaplah bersamanya. Sesungguhnya sorga berada di kedua telapak kakinya”.

Dalam tradisi sebelum Islam di sana mengabaikan kemuliaan ibu, keberadaan ibu tidak pernah dianggap. Kemudian Islam datang dan mengajarkan etika bagaimana cara memperlakukan orang tua, paman dan tante. Ada sebuah hadis yang menjelaskan tentang itu, yaitu kisah seorang lelaki yang datang kepada nabi sekalian berkata:  “Sesungguhnya saya telah berbuat dosa. Bagaimana saya harus bertaubat?”. Beliau menjawab: “Apakah kamu mempunyai ibu?”, ia menjawab: “Tidak”, kemudian nabi bertanya: “Apakah kamu punya tante?”, ia menjawab: “Iya”, kemudian nabi mengatakan: “Berbuat baiklah kepadanya”.

Hal yang menakjubkan dalam Islam adalah perintah berbuat baik kepada seorang ibu meskipun ibu tidak beragama Islam. Pernah suatu ketika Asma binti Abi Bakar bertanya kepada nabi terkait interaksi yang ia lakukan dengan ibunya yang bukan seorang Muslimah (musyrik), kemudian nabi menjawab: “Iya, bersilaturrahmilah dengan ibumu”.

Salah satu cara Islam memberikan kedudukan mulia terhadap ibu adalah menjadikan ibu sebagai pihak yang berhak mengasuh anak-anaknya  daripada seorang ayah. Ada sebuah kisah seorang perempuan yang telah ditalak suaminya sedangkan hak asuh anaknya hendak diambil mantan suaminya. Melihat kejadian ini, nabi berkata: “Kamu yang paling berhak terhadapnya selama kamu belum menikah”. Demikianlah bukti Islam memberikan perlakukan mulia kepada seorang Ibu. Selamat hari ibu!!

Posting Yang Berkaitan Berdasarkan Kategori :




0 komentar